Pasar Ekuitas Dihantui Polemik Utang AS, IHSG Dibuka Merah

Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (25/5/23) dibuka melemah tipis 0,13% menjadi 6737,22. Hari ini, pelaku pasar Indonesia terus mencermati perkembangan negosiasi plafon utang pemerintah Amerika Serikat (AS) yang belum ada solusi.

Pada pukul 09.03, IHSG melemah 0,22% ke level 6.731,24. Perdagangan menunjukkan terdapat 172 saham turun, 144 saham naik sementara 214 lainnya mendatar.

Perdagangan juga mencatatkan sebanyak 604 juta saham terlibat dengan nilai perdagangan baru mencapai Rp 494 miliar.

Drama kebuntuan yang terjadi antara Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR AS Kevin McCarthy dalam mencapai https://kecoak123.shop/ kesepakatan plafon utang masih menjadi fokus perhatian. Waktu yang semakin sempit untuk menghindari gagal bayar menambah tekanan dalam negosiasi tersebut.

Ketidaksepakatan antara pihak Biden dan McCarthy, terutama terkait pemangkasan pengeluaran yang diminta oleh Partai Republik, menjadi masalah kunci dalam negosiasi. Pemerintah AS harus melakukan penghematan sebelum kenaikan plafon utang direstui, menurut pihak McCarthy. Namun, permintaan penghematan tersebut dianggap terlalu ekstrim oleh Presiden Biden.

Dampak dari kebuntuan dalam negosiasi plafon utang AS dapat menyebabkan ketidakpastian ekonomi global, termasuk Indonesia. Jika AS mengalami gagal bayar, ekonomi dunia akan terpengaruh secara luas. Pesanan untuk pabrik China yang menjual barang elektronik ke AS bisa menyusut, investor akan menderita kerugian, dan perusahaan-perusahaan di negara lain mungkin tidak dapat lagi menggunakan dolar sebagai mata uang alternatif.

Dalam konteks Indonesia, terdapat dampak positif dan negatif. Jika AS gagal bayar, investor mungkin akan mencari aset yang lebih aman, sehingga bank sentral AS harus meningkatkan suku bunga acuan. Hal ini dapat mempengaruhi suku bunga di Indonesia dan menghambat penyaluran kredit perbankan. Rasio risiko kredit bermasalah juga berpotensi naik.

Namun, beberapa ahli berpendapat bahwa gagal bayar AS tidak akan berdampak signifikan pada industri perbankan Indonesia. Margin bunga bersih dan rasio kecukupan modal perbankan di Indonesia dikatakan masih tinggi, yang menunjukkan kestabilan sektor perbankan.

Kementerian Keuangan RI terus memantau perkembangan situasi dan mencermati dampak potensial dari masalah plafon utang dan risiko default AS. Hingga saat ini, belum terlihat dampak signifikan pada pasar keuangan global, termasuk pasar keuangan Indonesia.

Selain sentimen terkait plafon utang AS, pelaku pasar juga akan memperhatikan risalah rapat FOMC The Fed dan keputusan suku bunga Bank Indonesia. Keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75% dapat memberikan ketenangan pada pasar saham Indonesia di tengah ketidakpastian terkait masalah plafon utang AS.

Jadwal cum dividen dan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) beberapa emiten juga akan menjadi perhatian investor hari ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*