Harga Batu Bara Kembali Menguat, Berkah Imlek Mulai Terasa

Harga Batu Bara Kembali Menguat, Berkah Imlek Mulai Terasa

Batu Bara Black Diamond (Dok: Black Diamond Resources)

Harga batu bara menguat tipis. Penguatan ini terjadi seiring adanya peningkatan permintaan dari China menjelang imlek dan stok India yang rendah.

Merujuk pada Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak Februari ditutup di posisi US$ 127,4 per ton atau menguat 0,91% pada perdagangan Selasa (16/1/2024). Penguatan ini menjadi kabar baik setelah harga batu bara jatuh 0,8% pada perdagangan Senin.

Meski menguat, harga batu https://kas138beloved.com/ bara masih berada di bawah level psikologis US$ 130 per ton. Posisi Ini menempatkan harga batu bara berada di bawah level psikologis tersebut dalam empat hari beruntun.

Penguatan terjadi seiring dengan menguatnya permintaan. Kondisi ini tercermin dari meningkatnya harga batu bara acuan (HBA) Indonesia, (6.322 kkal/kg GAR) naik sebesar 11% secara bulanan (month to month/mtm) per Januari 2024, dikutip dari CoalMint.

Harga HBA meningkat menjadi US$128,85 per ton. Harga untuk grade GAR 5.300 kkal/kg tercatat sebesar US$87,36 per ton. Harga untuk 4.100 kkal/kg GAR dan 3,400 kkal/kg masing-masing tercatat sebesar US$58,56 per ton dan US$37,09 per ton.

Kenaikan HBA menandakan adanya peningkatan permintaan, mengingat Indonesia sebagai eksportir batu bara terbesar global. Semakin tinggi permintaan, dapat memacu harga lebih tinggi dengan terbatasnya pasokan.

Melansir Reuters, peningkatan permintaan terpantau dari pembeli China yang mulai menambah persediaan menjelang liburan Tahun Baru Imlek, yang dimulai pada 10 Februari mendatang.

Tahun Baru China atau imlek biasanya akan mendorong tingkat belanja, konsumsi, dan pariwisata. Hal ini akan mendorong industri memaksimalkan produksinya untuk memenuhi permintaan.

Lonjakan produksi dari pelaku industri akan memacu permintaan energi yang semakin tinggi, sehingga China sebagai konsumen batu bara terbesar dunia dapat mendorong kenaikan harga.

Selain itu, Pemerintah Tiongkok bulan lalu menerapkan kembali tarif impor batu bara sebesar 3-6% untuk negara-negara yang tidak memiliki perjanjian perdagangan bilateral, yang berlaku mulai Januari 2024 dan sebagian besar berlaku untuk pemasok utama Mongolia dan Rusia.

Namun, para pedagang mengatakan tarif tersebut tidak akan menghapus keunggulan harga batubara impor, sehingga menyebabkan kemungkinan impor kembali meningkat pada 2024. Artinya, kebutuhan China yang masih tinggi akan tetap mendorong tingkat impor yang lebih besar meski terdapat aturan tarif yang lebih mahal.

Masih di Asia, India sebagai konsumen batu bara terbesar kedua mengalami penurunan stok secara mingguan (week on week/wow) per 8 Januari 2024, menurut data CoalMint. Data menunjukkan beberapa perusahaan India raksasa mengalami penurunan stok.

Penurunan pasokan menjadikan India perlu meningkatkan stok untuk memenuhi kebutuhan listrik negaranya. Hal ini memungkinkan India meningkatkan impor, sehingga permintaan batu bara global meningkat dan turut mendorong kenaikan harga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*