Ketegangan Laut Merah Lewat, Dolar Bikin Minyak Terdepresiasi

Ketegangan Laut Merah Lewat, Dolar Bikin Minyak Terdepresiasi

FILE PHOTO: A maze of crude oil pipes and valves is pictured during a tour by the Department of Energy at the Strategic Petroleum Reserve in Freeport, Texas, U.S. June 9, 2016.  REUTERS/Richard Carson/File Photo

Harga minyak dibuka lebih rendah pada perdagangan pagi hari ini, setelah perdagangan yang bergejolak pada transaski sebelumnya karena dolar yang lebih kuat menangkal potensi kenaikan lebih lanjut akibat gangguan di Laut Merah.

Pada pembukaan perdagangan hari ini Rabu (17/1/2024), harga minyak mentah WTI dibuka melemah 0,55% di posisi US$72 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent dibuka turun 0,65% di posisi US$77,78.

Pada perdagangan https://buddykas.site/ Selasa (16/1/2024), harga minyak mentah WTI ditutup terdepresiasi 0,54% di posisi US$72,4 per barel, sementara harga minyak mentah brent menguat 0,18% ke posisi US$78,29 per barel.

Harga minyak ditutup tak kompak pada perdagangan Selasa, terjadi penguatan tipis oleh minyak mentah WTI namun masih ada tekanan pada minyak mentah brent. Harga minyak masih tertekan karena dolar melonjak ke level tertinggi dalam sebulan dengan naik sebesar 0,93% di level 103,36 pada perdagangan kemarin. Namun harga minyak masih didukung oleh kegelisahan mengenai dampak terhadap pasokan energi dari meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

“Harga minyak sedang mencari arah,” ujar Rob Thummel, direktur pelaksana perusahaan investasi energi Tortoise Capital, dilansir dari Reuters.

Namun harga minyak masih terbebani oleh dolar AS yang mencapai level tertinggi dalam satu bulan karena investor mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed) pada bulan Maret 2024. Penguatan greenback mengurangi permintaan minyak dalam mata uang dolar di kalangan pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.

Perkiraan cuaca yang lebih sejuk pada bulan Januari di pusat-pusat produksi utama AS juga membebani harga, menurut Jay Hatfield, manajer portofolio di InfraCap di New York.

Cuaca yang lebih hangat dapat mengurangi permintaan minyak pemanas, produk olahan yang digunakan untuk menghangatkan rumah di wilayah Timur Laut dan Barat Tengah AS, menurut Hatfield.

Ahli meteorologi memperkirakan cuaca di 48 negara bagian AS akan berubah dari lebih dingin dari biasanya pada minggu ini menjadi lebih hangat dari biasanya pada tanggal 22-31 Januari.

Harga minyak mendapat dukungan dari tanda-tanda meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, ketika militer AS melancarkan serangan baru di Yaman terhadap empat rudal balistik anti kapal Houthi.

Serangan Houthi terhadap pelayaran Laut Merah telah mengganggu pergerakan barang global melalui jalur perdagangan utama tersebut.

“Ketegangan di Timur Tengah meningkat sehingga premi risiko geopolitik pada harga minyak juga meningkat,” ujar Thummel dari Tortoise Capital, dilansir dari Reuters.

Kekhawatiran akan penyebaran konflik di seluruh wilayah tersebut meningkat pada hari Selasa, ketika serangan Iran terhadap sasaran di wilayah semi otonom Kurdistan di Irak memicu perselisihan diplomatik. Iran juga menyerang posisi ISIS di Suriah.

Meskipun terjadi peningkatan, para pedagang minyak tampaknya menunggu bukti kuat adanya gangguan pasokan sebelum mereka mendorong harga lebih tinggi, menurut Fiona Cincotta, analis di City Index.

Pedagang energi global Gunvor Group memperkirakan harga minyak akan bertahan pada tingkat saat ini dan tidak memperkirakan dampak besar terhadap produksi minyak akibat gangguan Laut Merah, menurut CEO perusahaan tersebut kepada Reuters di sela-sela Forum Ekonomi Dunia di Davos.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*